Ketika Anak-anak SMA Rayakan Hari Spesial Dengan Cara “Check In” Di Hotel
Ketika media sosial membawa perubahan bagi pergaulan anak muda jaman sekarang (Milenial), dampaknya adalah ibarat pisau bermata dua. hal ini dapat berdampak baik dan buruk dalam waktu yang bersamaan.
Dulu pada saat merayakan hari-hari sepesial seperti misalnya perayaan ulang tahun, valentine dan sebagainya saling tukar kado dan hadiah merupakan suatu hal yang wajar dan lumrah untuk menunjukan kasih sayang terhadap pasangannya.
Tetapi kini jika kita sadari bahwa mendekorasi kamar hotel adalah merupakan suatu tren untuk anak atau remaja jaman sekarang sebagai kejutan untuk sang kekasih. lalu dengan tulisan I LOVE YOU yang membentang besar ditembok dan taburan bunga-bunga diatas sprei yang dikelilingi dengan beberapa lilin merupakan kejutan teromantis bagi mereka.
Tapi, ada cerita yang cukup menarik untuk ditelisik sebelum semua dekorasi itu menempel di kamar tersebut. Bagaimana cara remaja seperti mereka, yang notabene masih berstatus pelajar, bisa sampai menyewa sebuah kamar hotel?
Izin Orang Tua
Untuk mengetahui hal tersebut, seperti yang diliput kumparan.com berbicara dengan Cinta (nama samaran) (16), salah seorang pelajar asal kota Palembang, Sumatera Selatan, yang mengaku sempat mendapat kejutan serupa dari sang kekasih di hari ulang tahunnya.
“Pacarku yang ngasih kejutan, tapi emang kami selalu liat di Instagram beberapa teman dia begitu. Makanya itu mungkin alasan dia kemarin bikin kayak begitu (surprise) untuk aku,” ucap Cinta pada kumparan.
Cinta menuturkan, tidak sulit bagi dirinya untuk mendapat izin keluar bersama pacarnya pada saat itu. Menurutnya, kedua orang tua mereka yang telah saling kenal satu sama lain adalah alasan di balik kemudahan tersebut.
“Makanya mudah-mudah aja kalau mau keluar ke mana-mana sama dia (pacarnya),” lanjut Cinta.
Kisah itu berbeda dengan pengalaman Joni (nama samaran) (23). Pemuda asal Tasikmalaya yang saat itu masih berada di kelas XI SMA, mengaku cukup kesulitan untuk menemui pacar (yang sekarang telah menjadi mantan) karena mereka berdua menjalani hubungan jarak jauh. Joni mengaku, saat itu ia terpaksa harus berbohong kepada orang tuanya untuk pergi menjenguk pacarnya selama satu minggu di Jakarta.
“Iya, mesti bohong. Tapi untungnya saat itu pas banget lagi libur sekolah. Bilangnya sih mau ke rumah teman,” tutur Joni.
Usaha sewa kamar hotel
Seingat Cinta, kekasihnya tidak pernah menunjukkan kartu tanda pengenal (KTP) pada pihak hotel, saat mereka berdua melangkah masuk ke dalam hotel.
“Enggak ditanya, minta kunci ke resepsionis, dikasih kunci, terus kami langsung masuk ke kamar,” jelasnya.
Selain itu, keadaan ekonomi sang kekasih yang menurutnya berada, seolah membuat kejutan semacam itu bukanlah sesuatu yang memberatkan. Menurut Cinta, ia bahkan sering ditraktir oleh kekasihnya untuk makan atau sekadar nongkrong di tempat yang mewah.
Di lain hal, Joni justru harus mengumpulkan uang terlebih dahulu hingga berani untuk menjenguk pacarnya di Jakarta. Ia bahkan bercerita pada kumparan sempat berpindah-pindah dari hotel ke kamar kost harian, yang rata-rata bertarif Rp 150-200 ribu per harinya.
“Kebetulan saat itu udah punya KTP karena udah 17 tahun, jadi cuek aja saat sewa. Yang penting bayar,” ucap Joni.
Meski Joni tidak berniat untuk membuat dekorasi kejutan bagi sang kekasih, ia lebih memilih hotel dan sewa kamar kost karena alasan kenyamanan dan kebebasan, ketimbang harus ikut menginap di salah satu rumah temannya.
“Pindah-pindah juga alasannya biar uangnya cukup untuk seminggu, jadi terus cari yang harganya lebih murah,” lanjut Joni.
Bukan sekadar kejutan
Bagi Cinta, saat itu merupakan salah satu momen romantis yang pernah ia alami. Sehingga, Cinta tidak merasakan tekanan apa-apa untuk menahan diri dari mengunggah foto momen tersebut di akun Instagramnya.
Sebaliknya, Cinta justru merasa banyak orang yang ‘sirik’ ingin berada di posisinya sebagai penerima kejutan pada saat itu.
“Karena lagi banyak juga teman yang upload ke Instagram, dan kami juga kayak biasa aja. Enggak ada (perasaan) gimana-gimana sama teman yang lain,” ucap dia.
“Jarang-jarang, kan, ada cowok yang mau ngelakuin hal romantis begitu,” lanjutnya.
Lain halnya dengan Cinta, Joni justru lebih memilih momen perjumpaan dengan kekasihnya di tempat yang ia sewa pada saat itu sebagai sesuatu yang intim. Meskipun, ia tidak berkilah, mereka berdua tetap mengambil beberapa foto untuk disimpan sendiri.
Tujuan awalnya mungkin hanya memberi kejutan. Namun, entah karena dukungan kemauan atau suasana, momen tersebut berubah menjadi ‘lebih’ dari itu.
“Ya gimana, namanya juga kami di dalam berdua. Pasti tau kalau yang ketiganya itu biasanya setan. Ya gitu, ML (making love),” tutur Cinta menjelaskan apa yang selanjutnya terjadi.
Meski begitu, itu bukanlah kali pertama bagi Cinta dan kekasihnya melakukan hal yang serupa. Menurutnya, saat mereka berdua pergi liburan, Cinta dan kekasihnya juga sering pergi dan menginap di kamar yang sama.
“Soalnya, kan, di kamar kosong. Enggak ada siapa-siapa kecuali kita. Makannya jadi begitu,” jelas Cinta.
Hal senada juga diakui oleh Joni. Ia mengaku bahwa awalnya tidak ada niat untuk sampai ML dengan pacarnya pada saat itu. Namun, karena situasinya dibilang ‘memungkinkan’, hal itu akhirnya terjadi.
“Spontan, sih, kalau akhirnya bisa sampai ML,” tutup Joni.
Pahami konsekuensinya!
“Secara psikologis, kita mahluk sosial yang mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial. Makanya enggak heran kenapa remaja punya ide kayak gitu, karena mereka juga melihat referensi di media sosial,” ucap seorang psikolog klinis, Liza Marielly Djaprie, saat dihubungi kumparan pada Selasa (13/2) lalu.
Jika dicermati dengan seksama, apa yang dikatakan Liza itu memang benar adanya. Media sosial memang sudah banyak menjamah kehidupan anak muda, terutama dalam hal memilih referensi gaya hidup. Maka enggak heran juga jika sebagian remaja memilih untuk melakukan apa yang dilakukan oleh Cinta dan Joni. Padahal, menurut Liza, ada beberapa konsekuensi yang harus diterima jika kita melakukan hal seperti itu.
“Kemungkinan terburuk adalah hamil di luar nikah, bahkan penyebaran penyakit seksual,” tutup Liza.
Pada akhirnya, semua itu kembali lagi pada diri kita masing-masing, mau melakukan hal itu atau enggak. Sebagai teman, kumparan menyarankan agar kamu melakukan sesuatu yang lebih berfaedah untuk merayakan momen spesial, salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan amal.
Namun, kalau kamu masih ‘kekeuh’ pengin melakukan hal itu, ingat, ada beberapa konsekuensi yang harus kamu terima di usia muda. Bagaimana, masih berani mencoba??
Sebagian isi tulisan ini dikutif dari kumparan.com