• Lombok, Nusa Tenggara Barat
Skenario Ekonomi Ala Jokowi Menghadapi Covid-19: NTB Terparah

Skenario Ekonomi Ala Jokowi Menghadapi Covid-19: NTB Terparah

Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa pemerintah sudah menyiapkan skenario ringan, sedang, dan berat dampak pandemi COVID–19. terhadap perekonomian Indonesia.

Beberapa skenario juga telah kita hitung, kita kalkulasi mengenai prediksi dari COVID–19 di negara kita. Indonesia bulan April seperti apa, bulan Mei seperti apa, skenario buruk seperti apa, skenario sedang seperti apa, skenario ringan seperti apa,” kata Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, Selasa (24/3).

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam rapat terbatas dengan tema “Pengarahan Presiden kepada Para Gubernur Menghadapi Pandemik Covid–19” melalui “video conference” bersama dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin, para menteri Kabinet Indonesia Maju dan 34 gubernur se–Indonesia.

Baca Juga:  Yes! Pemerintah Bakal Sita Aset Kejahatan Di Swiss Sekitar 10.000 Triliun

“Dan saya kira kita ingin berada pada skenario yang ringan dan kalau betul–betul sulit dibendung ya paling tidak kita masuk ke skenario sedang, jangan sampai masuk ke skenario yang paling buruk,” tegas Presiden.

Dalam skenario itu, pemerintah pusat juga telah menghitung penurunan perekonomian di beberapa provinsi serta daya tahan dan penurunan pendapatan dari setiap provinsi.

“Ini saya berbicara skenario sedang saja, misalnya untuk buruh, kalau skenarionya sedang yang terparah akan berada di Nusa Tenggara Barat. Itu akan ada penurunan pendapatan kurang lebih 25 persen karena hitungan kita di sana bisa mampu bertahan Juni–September,” ungkap Presiden.

Baca Juga:  Usai Australi, Indonesia Utang Lagi Ke Jerman: Warganet Murka

Selanjutnya untuk petani dan nelayan, kalau skenarionya sedang, nanti yang terparah di Kalimantan Barat.

“Akan ada penurunan pendapatan sampai 34 persen dengan daya tahan Oktober sampai November,” tambah Presiden.

Kemudian pedagang mikro, kecil dan menengah dengan skenarionya sedang maka yang terpukul paling berat adalah di Kalimnatan Utara.

“Dengan penurunan pendapatan sampai 36 persen dan kemampuan bertahan di Agustus sampai Oktober. Kemudian untuk sipir angkot dan ojek yang paling berat di Sumatera Utara, Ini turunnya sampai 44 persen,” ungkap Presiden.

Presiden Jokowi meminta angka–angka tersebut dikalkulasi secara detail di daerah.

Baca Juga:  Kritik Ekspor Benih Lobster, Susi Pudjiastuti Diskak Anggota Komisi IV DPR RI fraksi Gerindra

“Sehingga persiapan–persiapan bantuan sosial oleh provinsi, oleh kabupaten kota betul–betul bisa disiapkan lewat tadi di depan yang sudah saya sampaikan ‘refocusing’ dan realokasi dari anggaran yang ada,” tambah Presiden.

Bila masing–masing daerah bekerja secara detail, Presiden Jokowi yakin Indonesia dapat melalui pandemi COVID–19 dengan baik.

“Di lapangan juga kita ikuti, saya meyakini sekarang ini masyarakat sudah mulai bergerak, proovinsi–provinsi juga saya lihat telah melakukan dan bekerja secara baik. Baik dalam dalam melakukan semprotan desinfektan, kemudian menyosialisasikan menjaga jarak yang aman. Saya meyakini skenario paling ringan yang akan muncul,” ungkap Presiden