Tiba-tiba VIRAL! Ada Apa Dengan Desain Sajadah Tahun 1940-1990an Ini?

Jagat media twitter sedang dihebohkan dengan sajadah jadul buatan turki yang satu ini, banyak diantara netizen yang tampaknya baru sadar bahwa design sajadah tersebut merupakan berkaitan erat dengan apa yang sedang heboh di Turky beberapa waktu lalu.
Menurut beberapa sumber sajadah jadul ini pernah populer sekitar tahun 1940-1990an dan merata hampir diseluruh Negeri Muslim termasuk Indonesia.
Dan tahukah anda ternyata gambar atau design masjid yaang ada di sebelah Masjidil Haram dalam sajadah itu adalah Aya Sofya (Hagia Sophia).
Menurut Ust. Azzam Mujahid Izzulhaq CEO Dan Founder Of AMI Group cara ini merupakan upaya agar Hagia Shopia selalu diingat oleh ummat islam.
“Upaya agar Aya Sofya diingat oleh umat Islam sebagai Masjid dilakukan dengan berbagai macam cara sejak lama. Termasuk dengan ‘mind engineering’ melalui desain pesan secara tersembunyi.” Tulisnya
“Itulah kenapa, pada saatnya Aya Sofya menjadi Masjid kembali, kita merasa ‘tak asing lagi’, Sambungnya.
Untuk diketahui, Hagia Sophia atau Aya Sofya (dari bahasa Yunani: Ἁγία Σοφία Bizantium Yunani [aˈʝia soˈfia]; bahasa Latin: Sancta Sophia atau Sancta Sapientia; bahasa Arab: آيا صوفيا; “Kebijaksanaan Suci”) adalah sebuah tempat ibadah di Istanbul, Republik Turki.
Dari masa pembangunannya pada tahun 537 M sampai 1453 M, bangunan ini merupakan katedral Ortodoks dan tempat kedudukan Patriark Ekumenis Konstantinopel, kecuali pada tahun 1204 sampai 1261 tempat ini pernah diubah oleh Pasukan Salib Keempat menjadi Katedral Katolik Roma di bawah kekuasaan Kekaisaran Latin Konstantinopel.
Bangunan ini pernah menjadi masjid sejak mulai 29 Mei 1453 sampai 1931 pada masa kekuasaan Kesultanan Utsmani. Kemudian bangunan ini disekulerkan dan dibuka sebagai museum pada 1 Februari 1935 oleh Republik Turki. Dan menjadi masjid kembali pada Jumat, 10 Juli 2020 setelah pengadilan Turki memutuskan bahwa konversi Hagia Sophia pada tahun 1934 menjadi museum adalah ilegal.
Keputusan ini membuka jalan untuk kembali mengubah monumen tersebut menjadi masjid.