Dua Hari Setelah Pesta MotoGP, Jalan Depan Sirkuit Mandalika Diterjang Banjir

LOMBOK GROUP, NEWS – Indonesia telah sukses menggelar ajang balap dunia MotoGP di Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah, NTB pada Minggu (20/3). Namun, beberapa hari setelahnya, banjir merendam beberapa kawasan di sekitar Mandalika.
Banjir yang membawa material lumpur itu diperkirakan mencapai ketinggian lebih dari 1 meter dan merendam lima dusun yang ada di Desa Kuta, yakni Dusun Baturiti, Mong, Emate, Merendeng dan Mengalung.
Kepolisian Sektor (Polsek) Mandalika mengungkapkan banjir tersebut disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi yang melanda wilayah tersebut. Selain itu, kondisi aliran sungai yang menyempit juga menjadi penyebab terjadinya banjir.
“Ketika itensitas curah hujan tinggi beberapa kali mengalami banjir yang diperkirakan karena ruas sungai yang terlalu kecil dan tidak mampu menampung debit air yang tinggi sehingga meluap ke permukiman warga,” kata Kapolsek Kawasan Mandalika, Iptu I Made Dimas dalam keterangan tertulis, Rabu (23/3/2022).
Dimas menjelaskan bahwa di wilayah Kuta, pembangunan sangat masif. Diduga, pembangunan itu tanpa mempertimbangkan wilayah sepadan sungai.
“Pembangunan yang cukup pesat dan tidak didukung dengan sistem saluran air yang memadai diperkirakan juga bisa menjadi penyebab sering terjadinya banjir di seputaran Desa Kuta,” ungkap Dimas.
Warga setempat bernama Aye juga mengatakan hal serupa, banjir yang terjadi di kawasan Mandalika diduga lantaran tidak ada saluran pembuangan air dari perbukitan ke bawah.
“Baru seperti ini. Di dalam ada desa baru, pemukiman yang pindah dari dalam (dalam sirkuit) kesana,” kata Aye kepada Media.
Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah, Ridwan Maruf mengonfirmasi banjir terjadi di depan Pertamina jalan menuju Sirkuit dan juga beberapa permukiman warga yang tak jauh dari sirkuit Mandalika tersebut.
“Banjir ini akibat intensitas hujan yang cukup tinggi dan memang terjadi setiap hujan lebat,” kata Ridwan Maruf kepada Media.
Banjir itu juga akibat pendangkalan sungai yang ada di dusun setempat, ketika terjadi hujan lebat, air sungai naik dan masuk ke halaman rumah warga yang ada di sekitar Sungai.
“Ketinggian air di atas kaki sampai sampai lutut,” katanya.
Ia mengatakan banjir yang terjadi di dusun tersebut biasanya tidak terlalu lama. Pasalnya, sambung dia, setelah hujan berhenti maka genangan dengan sendirinya surut. Sehingga pihaknya sampai saat ini masih belum bisa menyalurkan bantuan yang dibutuhkan masyarakat terdampak.
“Kita masih menunggu hasil pendataan di lapangan, baru bisa kita salurkan bantuan. Wilayah tersebut memang menjadi langganan banjir setiap hujan lebat,” katanya.