• Lombok, Nusa Tenggara Barat
Pro Jokowi, Oknum Dosen NU Yogyakarta Teror Netizen “PRAKTIK SWINGER”

Pro Jokowi, Oknum Dosen NU Yogyakarta Teror Netizen “PRAKTIK SWINGER”

LOMBOK GROUP NEWS– Beberapa hari yang lalu media sosial indonesia dihebohkan soal dugaan pelecehan seksual yang melibatkan mahasiswa Surabaya bernama Gilang.

Menurut pengakuan korban, Gilang diketahui mengaku sedang melakukan riset bungkus membungkus yang diduga merupakn indikasi fetish.

Kasus ini sempat menyita perhatian publik. Bahkan sampai menduduki beberapa trending di Twitter terkait berita tersebut.

Kisah ini viral setelah pemilik akun Twitter @m_fikris membagikan kisahnya. Tweet tersebut ditulis oleh seseorang yang mengaku sebagai salah satu korban pelecehan. Pria tersebut berani bersuara lantaran tidak ingin ada korban lainnya.

Kini warganet kembali dihebohkan dengan pengakuan seorang netizen bernama Laeliya Almuhsin terkait pelecehan seksual yang dilakukan oleh seseorang yang mengaku Alumni PTN Dan Dosen disebuah Universitas Swasta Islam.

Hasil penulusuran kami, pelaku yang merupakan pendukung pro jokowi ini aktif di twitter dengan nama akun @BamsBulaksumur yang juga kerap menyerang akun-akun oposisi.

Pemilik Akun tersebut diketahui bernama asli Bambang Arianto yang merupakan salah Seorang Dosen di Universitas swasta milik Organisasi ternama di Indonesia.

Kisah viralnya pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh akun bernama @BamsBulaksumur ini bermula ketika akun Laeliya Almuhsinin membagikan kisahnya melalui akun facebook miliknya.

Menurut laeliya, modus Oknum Dosen ini melakukan praktik swinger mirip dengan kasus Gilang Bungkus-membungkus.

Pelaku mengaku sedang melakukan riset sensitif, Dan mengaku sebagai Alumni Mahasiswa sebuah PTN yang juga bekerja sebagai dosen di sebuah Universitas Swasta Islam.

Sebelumnya laeliya berfikir bahwa yang dimaksud riset sensitif itu terkait perkara intoleransi atau radikalisme sehingga iya berkhusnudhon dan memberikan nomor kontaknya.

“Dia hubungi saya dengan alasan katanya saya dianggap berpikiran terbuka dan tidak akan kaget soal penelitiannya. Dia awalnya hubungi via message FB untuk minta nomer HP saya dan akan menjelaskan soal risetnya. Saya berkhusnudhon, jadi saya kasih nomor HP saya. Saya pikir awalnya yang dimaksud riset sensitif itu terkait perkara intoleransi atau radikalisme gitu. Soalnya dia ngajar di institusi Islam gitu. Ternyata tralala…” Tulis Laeliya di Akun facebooknya.

“Dia bilang pernah baca status saya terkait riset PSK anak. Dia ingin tahu. Memang betul saya pernah riset tentang para korban PSK anak atas kerjasama dengan sebuah lembaga internasional. Saya jelaskan bahwa riset itu banyak sekali etika yang harus dipenuhi. Ambil data tidak boleh sendiri, ada pendamping aktivis yang ditunjuk. Dilarang menghubungi langsung korban meskipun korban punya HP. Harus atas izin orangtua atau wali korban saat wawancara. Tidak boleh memeluk atau menyentuh fisik jika korban menangis atau bersedih saat wawancara. Dan, banyak aturan lainnya” Lanjut Laeliya dalam tulisan akun facebooknya.

Lebih lanjut pelaku kemudian menceritakan tentang penemuannya dimana pasangan suami istri yang sudah terbiasa praktik tukar seks. Pelaku juga mengatakan akan mengikuti aturan main si pasangan itu untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya soal gaya hidup swinger.

“Dia bilang mereka berempat (termasuk dia dan istrinya) akan ketemuan di hotel yang ditentukan. Ada syarat yang diminta oleh pasangan tersebut, yaitu istri masing-masing pakai gamis hitam panjang dan cadar. Mereka rencana akan di kamar berempat untuk saling bercumbu. Para istri tetap bercadar tapi nanti saat di kamar, betis dan paha istri akan saling diperlihatkan”, Ungkap Laeliya.

Ketika pelaku ditanya apakah istrinya mau akan melakukan itu? “Awalnya menolak. Tapi demi penelitian akhirnya dia setuju. Belum terjadi sih. Tapi dia sudah bersedia.” Jawabnya.

Kemudian laeliya kembali bertanya, “Jadi, kalian akan praktik tukaran seks beneran?”

Ya, setidaknya saling lihat masing-masing saling bercumbu dan membuka baju di kamar hotel.” Balas pelaku.

Merasa aneh dengan riset tersebut, Laeliya selanjutnya memilih untuk tidak merespon pelaku.

Laelliya Almuhsinin mengaku kisah ini perlu ia bagikan untuk memberi pelajaran agar netizen selalu berhati-hati dan waspada terkait modus-modus seperti ini.

Tulisan Laeliya Almuhsinin itu viral hingga pelaku kemudian menghapus akun twitter dan facebooknya setelah ia melakukan klarifikasi dan permintaan maaf melalui video yang ia posting lewat akun facebooknya.

Berikut Videonya: