Pandemi Korona 6 Bulan Lagi, Kota Mataram-NTB Terancam Bangkrut

Pemkot Mataram terancam bangkrut. Sumber pendapatan dari pajak dan retribusi diprediksi melayang sampai Rp170 miliar. Pandemi Coronavirus Disease diharapkan segera berakhir.
Asisten II Setda Kota Mataram, Ir. H. Mahmuddin Tura menjelaskan, hasil refocusing anggaran tahap pertama tidak ada istilah penundaan anggaran dari pemerintah pusat. Tetapi ada pengurangan sesuai rencana awal. Perkiraan sebelumnya, pemerintah pusat akan memangkas anggaran Rp122 miliar. Tetapi hanya terjadi pengurangan Rp70 miliar yang berasal dari dana transfer.
Justru, perhitungan keliru dari potensi pendapatan asli daerah (PAD). Badan Keuangan Daerah (BKD) memproyeksikan pajak dan retribusi akan hilang Rp128 miliar. Setelah dihitung kembali meningkat menjadi Rp170-an miliar. “Setelah dihitung ulang ternyata PAD hilang Rp170-an miliar,” sebut Mahmuddin.
Sumber pendapatan terbesar adalah dari pajak hotel, restaurant dan tempat hiburan. Faktanya, sumber pendapatan ini tidak beroperasi atau tutup akibat penyebaran wabah virus Corona.
Menurutnya, tidak ada sumber pendapatan lain. Belum lagi, sumber pendapatan dari transfer pemerintah pusat sehingga total pendapatan diterima oleh Pemkot Mataram bakal hilang mencapai Rp250 miliar. “Dari mana mau dicarikan lagi. Kalau kondisi begini bisa – bisa Kota Mataram kolap alias bangkrut,” timpalnya.
Untuk menutupi sumber pendapatan yang hilang, tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) harus merasionalisasikan anggaran kembali. Mahmuddin menyampaikan, refocusing anggaran di tahap pertama dialokasikan Rp35 miliar. Dan, refocusing tahap kedua Rp100 miliar. Target diminta pemerintah pusat terpenuhi untuk penanganan serta pencegahan Covid-19.
Pemerintah pusat mengeluarkan kebijakan pemangkasan dana fisik mencapai 50 persen. Kecuali, tidak memangkas anggaran untuk biaya kesehatan dan pendidikan. “Makanya semua kegiatan sementara untuk belanja modal dan pembangunan kegiatan fisik dihentikan,” ucapnya.
Jika pandemi belum berakhir sampai enam bulan ke depan, anggaran untuk pembiayaan program diandalkan dari sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa) tahun 2019 lalu.
Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh sendiri mengaku merasa kesulitan dari sisi anggaran. Alokasi anggaran disiapkan untuk penanganan Covid-19 sampai enam bulan ke depan. Jika wabah ini berkepanjangan, ia tidak tahu akan mencari sumber pendapatan lainnya. Pasalnya, hotel dan restaurant tutup.
“Mataram mengandalkan jasa dan perdagangan. Saya tidak tahu kalau ini belum berakhir dari mana kita cari sumber pembiayaan,” demikian kata dia. SuaraNTB